oleh : kusandin
Senin, 15 Februari 2021
Perintah yang pertama adalah iqra (bacalah). Bagaimana kita membaca sementara belum mengenal huruf ataupun angka. Kita mulai membaca dengan mengenal lingkungan dan alam sekitar kita. Anak mulai mengenal lingkungan dengan belajar memanggil, ayah atau bapak, ibu atau mama. Ketika baru lahir Ibu memberikan kita asi, karena belum mampu mengunyah dan mencerna nasi. Seiring berjalannya waktu usia bertambah, kemampuan untuk mengenal, mencerna, dan lainnya juga bertambah. Semuanya ini mengandung pelajaran yang perlu kita baca.
Ketika memamsuki usia balita kita belajar duduk, merangka, dan akhirnya bisa jalan dan berlari. Bersamaan dengan itu mulai belajar bernyanyi meski ucapan belum sesuai dengan hurufnya. Saat belajar berduduk, merangka dan berjalan semua itu tidak langsung fasih. Adakalanya tersungkur, terpleset dan terjatuh, namun semuanya tidak membuat kita patah semangat. Setiap hari kita terus belajar, berusaha hingga akhirnya bisa berlari secara kencang. Proses itu semua mengandung pelajaran bagi orang-orang berfikir.
Belajar pada usia sekolah
Proses belajar bukan hanya memcaba teks, tetapi mengamati juga merpakan membaca apa yang tertulis di alam sekitar. Menginjak usia sekolah mulai mengenal lingkungan yang lebih luas dan pelajaran makin tinggi. Kita akan belajar bagaimana menjadi murid yang baik. Selain itu kita juga akan mengenal sosok orang tua di sekolah dengan gaya dan cara yang berbeda dalam mengajar dan mendidik kita. Kita mengenal teman-teman satu kelas maupun kelas yang berbeda.
Sejak lahir sampai masusuki usia dua belas atau tiga belas tahun kita hanya mampu membaca apa yang tertulis. Itu artinya kita hanya mampu membaca atau mengerti apa yang tertulis. Kita mulai bisa membaca ketika memasuki sekolah dasar bahkan pada zaman kami sekolah (tahun 90an) itu belajar membaca pada kelas dua sekolah dasar. Berbeda dengan sekolah zaman sekarang anak masuk sekolah dasar akan harus baca, tulis dan berhitung (calistung).
Menginjak usia remaja mulai dapat membaca maksa yang tersirat dan membaca bahasa tubuh. Dengan rasa penasaran tersebut membuat ingin mencoba semua, melalui percobaan-percobaan tersebut membuat kita paham makna yang tersirat. Seiring dengan bartambahnya usia dan semakin tingginya tingkat pendidikan, maka semakin meningkat pula kemampuan memahami. Namun tidak semua orang mampu membaca makna yang tersirat dari proses kehidupan ini.
Membaca dari Pengalaman Hidup
Kami mencoba menulis berdasarkan pengalaman hidup kami. Pertama, dalam kehidupan ini semua membutuhkan proses. Tidak ada manusia lahir langsung bisa lari atau bayi lahir langsung minta makan nasi. Proses itu butuh waktu, begitu juga dengan kemampuan kita dalam memahami sesuatu memerlukan waktu. Dan setiap orang memerlukan waktu yang berbeda dalam memahami satu hal yang sama.
Kedua hidup itu perjuangan. Ketika kita belajar berjalan, adakalanya kita terjatuh dan bangun lagi. Hal itu kita lakukan berulang-ulang, bahkan berhari-hari hingga akhirnya kita berlari. Saat kita belajar naik sepeda, kadang terjatuh, menabrak pagar dan lainnya. Namun kita tetap mencoba dan mengulaninya terus menerus. Memasuki sekolah dasar tidak bosan untuk mengulang-ulang mengenal huruf, merangkai huruf menjadi kata, kata menjadi kalimat sampai akhirnya lancar membaca. Kita tetap semangat mengenal angka, mencoba menjumlahkan, mengurangi dan menghafal perkalian.
Ketiga setiap manusia memiliki kemampuan membaca yang berbeda. Ada manusia yang kemampuan membacanya lebih cepat dari pada memahami angka. Namun ada juga manusia yang kemampuan angka (numerasi) lebih cepat dari kemampuan berbahasa. Oleh sebab itu, kita tidak bisa memaksakan seseorang untuk memiliki kemampuan sama dengan manusia yang lainnya. Karena tingat kemampun setiap orang berbeda dalam membaca dan mehami sesuatu.
Oleh sebab itu marilah kita membaca, belajarlah untuk mengerti serta berusahalah untuk memahami yang ada di sekitar kita. Jika kita mampu membaca, mengerti dan memahami bahwa semua ciptaan ini pasti ada manfaatnyadan hikmahnya. Apabila kita mampu membaca, mengerti dan memahami lingkungan maka akan tercipta kedamaian. Semoga kita semua selalu memiliki kemampuan untuk mengerti dan memahami apa yang kita baca.

Tulisan yang inspiratif. Tetap semangat menulis, Bro!
BalasHapusSiap mksih
HapusAlakadarnya mas yg penting ada dlu, semua butuh proses
Rajinlah membaca dan memahami lingkungan sekitar, karna bermanfaat.
BalasHapusTulisannya edukatif, Pak.
Mksih pak
HapusMhon bimbingan n motivasi br tetap istiqomah
Hidup penuh perjuangan ya pak.. bahkan untuk belajar berjalan juga ank balita hrs jatuh bangun hingga bs berdiri kuat bahkan berlari.. membaca mbuka wacana ilmu yg terserak..
BalasHapusSiap
HapusBetul membaca adalah sebuah proses panjang. Tulisan yang inspiratif Pak.
BalasHapusmaksih mhon, bimbingan dan masukannya
HapusBacalah, isyarat bukan hanya berupa tulisan tapi membaca kehidupan pun harus kita lakukan
BalasHapusitulah iqra', yang sesungguhnya
HapusKedupan itu sendiri adalah sumber bacaan ternyata yah. Semoga sy sll bisa membacanya agar dapt mengambil sikap yg tepat.
BalasHapussiap, smoga kita semua tidak pernah bosan untuk selalu membaca
HapusPesan untuk kita semua. Mulailah membaca..mantap pak.
BalasHapuswasiat untuk diri sendiri pak, masih butuh bimbingan
HapusMengamini do'a-do'anya
BalasHapusMembaca adalah gerbang ilmu, so kita memang harus membaca apa saja untuk mengambil hikmahnya
BalasHapussemoga kita semua tetap istiqomah untuk membaca
HapusBacalah bacalah bacalah...
BalasHapusTulisan yg Ringan namun padat akan pesan.
Terimakasih Pak
mksih,,,
Hapussmoga tetap saling memotivasi
Setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda dalam membaca dan memahami sesuatu
BalasHapusmhon bimbingan,,, masih belajar
Hapus